Kamis, 29 September 2011

MODUL 5 PENGANTAR SOSIOLOGI


MODUL 5
KELOMPOK SOSIAL
KEGIATAN BELAJAR  1 : JENIS-JENIS KELOMPOK SOSIAL
Landis (1986) mengemukakan adanya beberapa alasan yang menjadikan kelompok itu penting untuk dipelajari yaitu :
a.       Di dalam kelompok terjadi proses mempelajari nilai-nilai, sikap, dan cara-cara yang diberlakukan. Contoh paling sederhana adalah keluarga. Di dalam keluarga terjadi proses transmisi kebudayaan dari generasi yang lebih tua kepada generasi yang lebih muda.
b.      Kebanyakan proses sosialisasi terjadi di dalam kelompok. Proses sosialisasi yang di definisikan sebagai proses individu mempelajari pola-pola tindakan dalam interaksi dengan beranekaragam individu yang ada di sekelilingnya yang mempunyai bermacam-macam peran sosial ini berlangsung sejak individu masih kecil hingga masa tuanya. Ada tiga agen sosialisasi yang utama yaitu Keluarga, Peer-Group dan Sekolah.
c.       Kelompok mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi individu.

A.     PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL
Definisi yang sifatnya sangat umum mengartikan kelompok sebagai kumpulan orang-orang. Robert K. Merton mengartikan kelompok sebagai sejumlah orang yang berinteraksi satu dengan yang lainnya menurut pola-pola yang mantap. Menurut Zanden (1993:101) Sosiolog melihat kelompok lebih sebagai dua atau lebih orang yang mengembangkan perasaan kebersatuan dan yang terikat bersama-sama oleh pola interaksi sosial yang relatif stabil. Di lain pihak, ada yang mendefinisikan kelompok sebagai sejumlah orang yang berinteraksi secara bersama-sama dan memiliki kesadaran keanggotaan yang didasarkan pada kehendak-kehendak perilaku yang disepakati.
Karakteristik yang menandai kelompok yaitu ( Goode , 1988:175-176; Landis,1986; Robert K. Merton dalam Sunarto,2000)
1.      Adanya kesadaran di antara para anggotanya bahwa mereka mempunyai identitas yang sama sehingga muncul kesadaran untuk saling memiliki
2.      Adanya harapan bahwa kebersatuan mereka akan berlangsung dalam waktu yang lama, artinya ada kebutuhan akan stabilitas.
3.      Adanya kecenderungan untuk memunculkan serangkaian norma yang dijadikan sebagai pedoman tingkah laku anggotanya. Apabila anggota kelompok melanggar norma tersebut maka mereka akan mendapat sanksi.
4.      Adanya interaksi antar anggota ( di dalam kelompok ) yang sifatnya lebih intensif daripada dengan orang di luar kelompok.
Karaktreristik pokok dari kelompok adalah :
1.      Adanya interaksi yang terpola
2.      Adanya kesadaran akan identitas yang sama.
Karakteristik lain dari kelompok menurut Sukanto(1983) :
1.      Hubungan sosialyang mempunyai batas sehingga orang-orang akan terbagi menjadi dua yaitu sebagai outsider dan insider.
2.      Suatu unit yang mempunyai tujuan karena kita melihat kelompok sebagai sesuatu yang nyata dan bersifat eksak.
3.      Suatu unit yang mempunyai subkultur dan counterculture yaitu serangkaian norma-norma dan nilai-nilai yang unik dan yang berbeda.
4.      Suatu unit yang mengembangkan kesetiaan yang menyebabkan kita merasa bahwa kita adalah suatu unit dengan identitas berbeda .
B.     JENIS-JENIS KELOMPOK
1.      Klasifikasi Bierstedt
Robert Bierstedt ( Sunarto,2000) menggunakan kriteria a) organisasi b) hubungan sosial diantara anggota kelompok dan c) kesadaran jenis untuk membedakan jenis-jenis kelompok.
a.      Kelompok Asosiasi
Di definisikan sebagai kelompok yang mempunyai kepentingan pribadi dan kepentingan bersama di mana di antara anggotanya terdapat hubungan sosial (kontak dan komunikasi) dan diikat oleh ikatan organisasi formal.
b.      Kelompok Sosial
Diartikan sebagai kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lain tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.
c.       Kelompok Kemasyarakatan
Adalah kelompok yang mempunyai kesadaran akan persamaan di antara anggotanya. Dalam kelompok kemasyarakatan ini belum ada kontak dan komunikasi di antara para anggotanya serta belum ada organisasi. Dalam kelompok ini terdapat kesamaan kepentingan pribadi, tetapi tidak ada persamaan kepentingan umum
d.      Kelompok Statistik
Adalah kelompok yang toidak mempunyai organisasi , tidak ada hubungan sosial di antara anggotanya, serta tidak ada kesadaran jenis. Kelompok ini ada dalam rangka membuat analisis ilmiah.

2.      Klasifikasi Emmile Durkheim
Emile Durkheim dalam bukunya yang berjudul The Division Of Labor In Society (1968) membedakan antara masyarakat sederhana dengan masyarakat kompleks atas dasar solidaritasnya.
a.       Kelompok atas dasar solidaritas mekanik
Menurut Emile Durkheim Solidaritas Mekanik merupakan ciri masyarakat sederhana.
Karakteristik Masyarakat Sederhana (Sunarto,2000) :
1)      Hidup dalam kelompok-kelompok di mana kelompok-kelompok ini tinggal secara tersebar dan hidup terpisah satu dengan yang lainnya.
2)      Masing-masing kelompok dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa perlu melakukan hubungan kerjasama dengan kelompok lainnya.
3)      Masing-masing anggota dapat menjalankan peran yang diperankan oleh anggota lainnya.
4)      Belum ada pembagian kerja di antara para anggotanya.
5)      Para anggotanya dituntut untuk mengutamakan persamaan perilaku dan sikap.
6)      Menjunjung tinggi kebersamaan, sehingga perbedaan tidak dibenarkan
7)      Anggota masyarakatnya diikat oleh kesadaran kolektif yaitu kesadaran bersama yang mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan kelompok yang bersifat ekstern dan memaksa.
8)      Keseimbangan masyarakat dikontrol oleh serangkaian aturan dimana sanksinya bersifat represif dalam bentuk hukum pidana, seperti pengucilan, pemasungan dll.
b.      Kelompok atas dasar solidaritas organik
Selain solidaritas mekanik terdapat pula solidaritas organik, yang mengikat masyarakat yang dikelompokkan sebagai masyarakat kompleks.
Karakteristik Masyarakat Kompleks ( Sunarto,2000) :
1)      Sudah mengenal pembagian kerja secara rinci sehingga orang cenderung menjadi profesional sesuai bidangnya.
2)      Dipersatukan oleh saling ketergantungan antar bagian. Karena masing-masing hanya profesional di bidangnya maka dalam rangka memenuhi kebutuhannya setiap orang memerlukan bantuan orang lain.
3)      Tiap individu anggotanya menjalankan peran yang berbeda, dimana peran yang berbeda ini menyebabkan mereka harus saling bergantung.
4)      Diikat oleh kesepakatan yang terjalin di antara berbagai kelompok profesi. Hubungan sosial yang terjalin dalam kelompok ini biasanya dibentuk dan dikembangkan atas dasar kesepakatan-kesepakatan.
5)      Sanksi restitutif berupa ikatan hukum perdata. Oleh karena uang /kekayaan menduduki peranan penting maka sanksi yang berupa uang /kekayaan mulai diberlakukan.
3.      Klasifikasi Ferdinand Tonnies
a.      Gemeinschaft
F. Tonnies mengambarkan Gemeinschaft sebagai kehidupan bersama yang intim , pribadi, dan ekslusif, yaitu suatu ikatan yang dibawa sejak lahir.
1)      Gemeinschaft By Blood, yang mengacu pada ikatan kekerabatan, contoh:Marga
2)      Gemeinschaft Of Place, yang mengacupada lokasi, contoh : Kelompok Mahasiswa Minang.
3)      Gemeinschaft Of Mind, yang mengacu pada hubungan persahabatan yang disebabkan oleh adanya persamaan keahlian atau pekerjaan serta pandangan yang mendorong orang untuk saling berhubungan secara teratur, contoh: kelompok Nadhlatul Ulama ( NU )

b.      Gesellschaft
Kebalikan dari Gemeinschaft, F. Tonnies mengambarkan Gesellschaft seabagai kehidupan publik , sebagai orang yang kebetulan hadir bersama tetapi masing-masing tetap mandiri. Pada Gemeinschaft, individu pada dasarnya salin bersatu walaupun terdapat faktor yang memisahkan mereka, maka pada Gesellschaft, individu pada dasarnya terpisah walaupun  terdapat banyak faktor yang mempersatukan.

4.      Klasifikasi Charles Horton Cooley
a.      Kelompok primer (primary group)
Cooley (Sunarto, 2000) mendefinisikan sebagai kelompok yang “characterized by intimate face to face association dan cooperation” (kelompok yang mempunyai karakteristik adanya hubungan intim dan kerjasama yang sifatnya tatap muka)
Kondisi yang memungkinkan tumbuh dan berkembang kelompok primer (Soekanto, 1982) :
1)      Ukuran kelompok primer biasanya kecil sehingga memungkinkan terbentuknya hubungan yang bersifat personal.
2)      Adanya kontak yang bersifat tatap muka sehingga memungkinkan para anggotanya untuk dengan mudah saling bertukar ide dan perasaan.
3)      Kemungkinan untuk mengembangkan ikatan kelompok primer meningkat apabila terdapat kontak yang sifatnya intesif dan terus menerus
Peranan kelompok primer (Zanden, 1993: 102-103) :
1)      Merupakan media penting dalam proses sosialisasi
2)      Menyediakan setting di dalam dimana kita bertemu dengan kebutuhan-kebutuhan personal kita.
3)      Bertindak sebagai instrumen yang kuat bagi suatu kontrol sosial.

b.      Kelompok Sekunder (secondary group)
Menurut Ellwort Faris konsep ini tidak berasal dari C.H. Cooley, melainkan dari sejumlah ahli sosiologi untuk melengkapi konsep kelompok primer dari Cooley.
Kelompok sekunder adalah kesatuan sosial dari dua orang atau lebih yang terlibat dalam hubungan yang bersifat impersonal dimana anggotanya tergabung bersama-sama untuk tujuan praktis yang sifatnya spesifik.
Ciri kelompok sekunder (Landis, 1986)
1)      Hubungan sosial lebih bersifat impersonal
2)      Interaksi bersifat superfisial dan lebih didasarkan pada kepentingan.
3)      Keberadaan individu diakui dari kemampuannya bukan dari dirinya sebagai individu.
4)      Interaksi dan komunikasi didasarkan pada nilai-nilai dari kemampuan tersebut, bukan dari kualitas seseorang pada umumnya.




5.      In-group dari W.G. Sumner 
a.      Kelompok in-group
Adalah kelompok dimana kita mengidentifikasikan diri kita dan merasa menjadi milik dari kelompok tersebut
b.      Kelompok Out-group
Adalah kelompok dimana kita tidak mengidentifikasi diri kita dan tidak merasa memiliki kelompok tersebut
Perbedaan antara in-group dan out-group terdapat pada pembatas sosial yang lebih merupakan ketidak tersambungan interaksi sosial. Pembatas sosial ini mempunyai 2 peranan (Zanden,1993:103) :
1.      Mencegah outsider (orangluar) memasuki wilayah kelompok
2.      Mempertahankan insider dalam “wilayahnya”

6.      Kelompok acuan dari Robert K. Merton
Kelompok acuan (Reference Group) adalah unit sosial yang kita gunakan untuk menilai dan membentuk sikap, perasaan, dan tindakan, atau dengan lkata lain kelompok yang berperanan sebagai model dari suatu perilaku.
Kelompok acuan mempunyai dua fungsi (Zanden,1993 : 105)
a.       Fungsi normatif : memberikepada individu anggotannya nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki oleh kelompok acuan tersebut.
b.      Fungsi komparatif : kelompok acuan ini dapat menimbulkan perasaan “tercerabut” atau kehilangan ketika keanggotaan kelompok kita tidak cocok dengan kelompok acuan.
Sosialis Antisipatoris adalah perubahan kelompok acuan yang sering mendahului perugbahan anggota kelompok. Menurut Merton(Sunarto,2000) sosialisasi antisipatoris mempunyai dua fungsi yaitu :
a.       membantu diterimanya seseorang masuk ke dalam anggota kelompok yang baru.
b.      membantu penyesuaian diri anggota baru dalam kelompok yang baru tersebut.

7.      Tipe-tipe kelompok yang lainnya
a.      Kelompok sukarela dan kelompok non-sukarela
Kelompok Sukarela (Voluntary Group) adalah kelompok yng dicirikan oleh keanggotaannya yang bersifat pilihan terbuka , artinya individu akan bergabung atau tidak bergabung dengan kelompok tersebut tergantung pada kemampuan individu terbut.
Kelompok  Non-Sukarela dalah kelompok yang keanggotaan yang otomatis dan adanya keharusan untuk bergabung.
b.      Kelompok Vertikal Dan Kelompok Horizontal
Kelompok Vertikal adalah kelompok yang keanggotaannya berasal dari tingkatan kelas tertentu.
Kelompok Horizontal adalah kelompok-kelompok yang berasal dari bermacam-macam kelas sosial.
c.       Temporary Group Dan Permanent Group
Temporary Group adalah kelompok yang dibentuk bagi tujuan kepentingan jangka pendek yang sifatnya tunggal.
Permanent Group adalah kelompok yang terbentuk untuk jangka waktu yang lama sehingga sifatnya permanent.
d.      Kelompok Terbuka Dan Kelompok Tertutup
Kelompok terbuka adalah kelompok dimana tiap-tiap individu bisa menggabungkan diri  sebagai anggota. Walaupun masih ada berbagai persyaratn rekrutmen, kenggotaannya cenderung mudah dimiliki. Sedangkan untuk masuk dalam Kelompok Tertutup cenderung terbatas atau sukar.
e.       Kelompok Mayoritas Dan Kelompok Minoritas
Kelompok Mayoritas adalah kelompok kekuasaan , yaitu kelompok yang dianggap berhak menciptakan labe-label bagoi kelompok lainnya(minoritas) dan berkuasa atas kehidupan Kelompok Minoritas.

KEGIATAN BELAJAR 2 : HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK
A.     PENGERTIAN HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK
Hubungan antar kelompok secara umum diartikan sebagai hubungan antara dua kelompok atau lebih yang memiliki ciri khusus. Kelompok yang saling berhubungan ini oleh Kinloch diklasifikasikan berdasarkan kriteria fisiologis, kebudayaan, ekonomi dan perilaku.
Kriteria Fisiologis meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Kriteria Kebudayaan seperti kelompok etnis, dan agama. Kriteria Ekonomi meliputi mereka yang memiliki kekuasaan ekonomi dan yang tidak memiliki kekuasaan ekonomi. Sementara Kriteria Perilaku meliputi mereka yuang memiliki cacat fisik, mental maupaun mereka yang menyimpang dari tatanan masyarakat yang sudah mapan ( Devian ).

B.     DIMENSI HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK
1.      Dimensi Sejarah
Dimensi sejarah mengarah pada proses tumbuh dan berkembangnya hubungan sosial antarkelompok. Teori –teori yang menjelaskan hubungan sosial antar kelompok dalam kerangka dimensi sejarah antara lain :
a.       Teori Difusi menjelaskan bagaimana hubungan antar kelompok terbentuk adalah melalui anggapannya tentang adanya proses pembiakan dan gerak penyebaran atau migrasi-migrasi yang disertai dengan proses adaptasi fisik dan sosial budaya dalam jangka waktu yang lama (Koentjaraningrat,1990:240)
b.      Teori Akulturasi menjelaskan bahwa hubungan anatar kelompok dilihat dari pengaruh yang ditinggalkan. Teori akulturasi berpendapat bahwa pertemuan dua kebudayaan akan menyebabkan diterima dan diolahnya kebudayaan asing tetapi kebudayaan sendiri tidak hilang (Koentjaraningrat,1990:248)
c.       Teori Asimilasi mengacu pada pengertian proses sosial yang timbul apabila ada kelompok-kelompok dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda saling bergaul secara langsung dan intensif untuk jangka waktu yang lama sehungga kebudayaan-kebudayaan kelompok – kelompok tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas dan juga unsur-unsurnya berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran (Koentjaraningrat,1990:255). Hal-hal yang menghambat berlangsungnya proses asimilasi adalah :
1)      Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi
2)      Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan yang lain
3)      Perasaan superioritas pada individu-individu dari suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lainnya.
2.      Dimensi Sikap
Mengkaji hubungansosial antar kelompok masyarakat dari dimensi sikap maka harus dilihat pada bagaimana soikap anggota suatu kelompok terhadap kelompok lainnya.
Stereotype adalah citra sederhana yang kaku dan negatif yang dikenakan pada anggota-anggota kelompok sosial tanpa melihat pada fakta yang sebenarnya.
Prasangka (Prejudice) lebih mengarah pada sikap bermusuhan yang ditunjukkan kepada suatu kelompok tertentu atas dasar bahwa kelompok tersebut mempunyai ciri yang tidak menyenangkan (Sunarto,2000:155).
Mengenai prasangka , terdapat beberapa teori yang menawarkan ide mengapa prasangka timbul (Goode,1988:273-274)
1)      Teori Konflik Ekonomi Dan Politik berpendapat bahwa ketika dua kelompok ras atau etnik tinggal di daerah yang sama maka mereka akan berkompetisi memperebutkan sumber daya alam yang sama.
2)      Teori Kepribadian berpendapat bahwa prasangka berfungsi secara psokologis bagi kelompok mayoritas yang karena berbagai alasan, merasa tidak tercukupi.
3)      Teori Otorianisme berpendapat bahwa sikap negatif dan bermusuhan terhadap kelompok minoritas juga sebagai akibat dari Otorianisme yang diartikan sebagai cara pandang terhadap hubungan manusia yang sifatnya kaku dan hierarkis, keenderungan untuk melihat realitas secara sederhana yaitu hitam atau putih, dengan mengabaikan banyaknya corak abu-abu.
4)      Teori Tradisionalisme diartikan sebagai harapan untuk memelihara tradisi dan menentang perubahan.

3.      Dimensi Gerakan Sosial
Dimensi gerakan sosial melihat pada gerakan sosial yang sering dilancarkan oleh suatu kelompok untuk melepaskan diri dari dominasi kelompok lainnya. Gerakan sosial ini dipicu oleh rasa kekecewaan dan penderitaan lahir batinakibat dominasi tersebut.

4.      Dimensi Perilaku
Dimensi perilaku menyangkut perilaku anggota suatu kelompok terhadap anggota kelompok yang lain. Hal ini menyangkut antara lain perilaku diskriminasi dan pemeliharaan jarak sosial. Goode(1988:255) mengartikan diskriminasi  sebagai memperlakukan rasial, etnik dan minoritas lainnya secara tidak semestinya , tidak adil, menghakimi mereka berdasarkan kriteria yang tidak relevan.
Tipe diskriminasi rasial dan etnik ( Goode,1988: 276)
1)      Direct Legal Discrimination : diskriminasi yang mendapat pembenaran secara hukum
2)      Direct Non Legal Discrimination : diskriminasi yang tidak diwujudkan dalam aturan hukum melainkan apa yang dihasilkan dari tindakan individu.
3)      Instistutional Racism.

5.      Dimensi Institusi (Instititutional Racism)
Dimensi institusi yang mendasari hubungan antar kelompok meliputi institusi yang ada di dalam masyarakat seperti institusi sosial, politik, ekonomi dan lain-lain.
Institutional racism diartikan sebagai pola-pola perlawanan kelompok minoritas yang dihasilkan di dalam ketidaksamaan rasial yang muncul secara terus menerus , bahkan tanpa diskriminasi formal (Goode,1988:278). Institutional Racism disebut juga Indirect Discrimination.

C.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN ANTAR-KELOMPOK

1.      Rasialis
Ras merupakan topik penting dalam kajian sosiologi. Dalam kajian sosiologi ras ini berhubungan dengan stratifikasi sosial dan ketidaksamaan.

2.      Etnisitas
Kelompok etnis diartikan sebagai serangakain orang yang berbagi budaya umum, atau subkulktur yang diturunkan dari satu generasi ke generasi  berikutnya ( Goode, 1988:268)

3.      Seksisme
Kategori kelompok sosial berdasarkan jenis kelamin mengakibatkan munculnya stratifikasi sosial yang menempatkan kelompok laki-laki berada pada posisi dominan sedangkan kelompok perempuan pada kelompok subordinat, atau sebaliknya.

4.      Ageisme
Di dalam masyarakat terdapat norma-norma yang mengatur hubungan sosial antara kelompok yang berusia tua dengan kelompok yang berusia muda.

Rabu, 28 September 2011

TUTORIAL

Alhamdulillah, nilai-nilai sudah keluar semua. yang dapet nilai baik, bersyukur. yang dapet nilai jelek, tetep semangat. So, The show must go on.
Tutorial sudah dimulai pekan ini , walaupun anggota kami berkurang 1, tetapi tidak mengurangi semangat kami untuk tetap belajar.
Tutorial kali tetap mengandalkan modul fotokopian ( disamping murah, bisa mengurangi keterlambatan materi akibat menunggu pesanan modul datang)
Gud luck buat yang mengikuti tutorial semester ini, tetap semangat. dan buat AGISTA, semoga tahun depan bisa ikut lagi, We misss uuuu guyssss